Lanjutkan Pemberdayaan Pencegahan Karhutla di Bandar Laksamana, Tim Relawan WWF-PSB Sambangi Desa Sepahat
Perangkat Desa Sepahat dan Perwakilan WWF melaksanakan pertemuan silahturahmi bersama jajaran MPA dan tokoh masyarakat di kantor Desa Sepahat, Kamis, 6 September 2018. Foto: WWFID/Tim Dokumentasi |
Sungai Pakning (07/09) - World Wide Fund for Wildlife (WWF) Indonesia bekerja sama dengan Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Riau, kembali menurunkan sejumlah relawan ke Bandar Laksamana dan Bukit Batu, Bengkalis, pada Kamis (6/9). Mobilisasi ini merupakan lanjutan dari kegiatan Sustainability Management of Peatland in Giam Siak Kecil – Bukit Batu Landscape, yang telah digagas dan dilaksanakan pada periode sebelumnya oleh kedua lembaga yang menaruh perhatian besar pada mitigasi bencana karhutla tersebut.
Rombongan yang terdiri
atas dua orang manajer kegiatan dari WWF, satu orang tim ahli pemetaan, lima orang
relawan, satu orang operator website, dan tiga orang tim video dokumentasi
tiba di Desa Sepahat pada Kamis siang dan langsung disambut kepala desa yang
baru terpilih, Bapak Muhammad Azlan, Lc.
Diawali dengan agenda
makan bersama, Bapak Muhammad Ali, sekretaris desa setempat memperkenalkan
komoditas tempatan, buah Dendan, sejenis duku yang sedang berbuah lebat di
samping tempat makan bersama tersebut. “Seringkali
orang luar [desa] mengira ini duku, padahal beda, Dendan ini mempunyai kulit ari buah
yang dikenal sebagai obat malaria”, ujar Muhammad Ali sembari mengajarkan
sebagian anggota rombongan cara menyantap buah ini dengan benar.
Kunjungan dilanjutkan
dengan agenda utama perkenalan tim relawan dengan perangkat desa Sepahat serta anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) yang juga ada berasal dari Desa Tanjung Leban. Dalam kata sambutannya, Bapak
Muhammad Azlan sangat mengapresiasi rencana kegiatan WWF-PSB di desa tersebut kedepannya
dan berharap pemberdayaan ini semakin meningkatkan kemampuan desa melakukan langkah preventif pencegahan karhutla di desa.
“Kami senang bisa tetap terus menjalin silahturahmi dengan tim WWF dan
menjadi fokus [lokasi desa] kegiatan pencegahan karhutla oleh rekan-rekan WWF” ujar Muhammad Azlan. Sebagaimana yang diketahui, Desa Sepahat adalah lokasi bagi ribuan titik
panas dan titik api yang terdeteksi selama satu dekade terakhir.
Silahturahmi untuk penguatan kemitraan
Pada sesi selanjutnya,
Samsul Komar dan Zainudin, manajer program WWF-PSB tersebut menyampaikan deskripsi kerja relawan, rencana penyerahan sejumlah alat, dan perkenalan dengan anggota
MPA mengingat MPA Desa Sepahat baru mengalami perubahan personal anggota organisasi. Desa Sepahat menjadi salah satu dari empat desa target kegiatan di Kecamatan Bandar Laksamana.
Seperti yang telah
direalisasikan pada kegiatan tahun lalu, MPA masih menjadi fokus utama
pemberdayaan pencegahan karhutla. “Pemadaman
kebakaran bukan tupoksi utama MPA, aksi pencegahan-lah yang menjadi fokusnya,
dan kami disini untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan bapak-bapak [anggota MPA]” tegas
Zainudin.
Zainudin menambahkan,
kemitraan dan pemberdayaan tidak hanya ditunjang dari kuantitas dan kualitas
program yang ditawarkan, namun juga ikatan sosial diantara WWF-PSB dan anggota
MPA. “Judul kegiatan kita adalah
pencegahan karhutla, tetapi agenda besar kita adalah silahturahmi”, tambahnya sambil menceritakan pengalamannya dalam melaksanakan kegiatan serupa di Jambi pada beberapa waktu sebelumnya.
Kunjungan silahturahmi
ditutup dengan diskusi intensif dengan tim MPA dari kedua desa undangan di kantor MPA yang berada di kompleks kantor desa Sepahat. Pihak
MPA kedua desa sangat antusias dengan agenda pembuatan video dokumenter kerja MPA yang
langsung dimulai saat itu juga. Pembuatan video tersebut masih dilanjutkan hingga Jumat (7/9).
Perwakilan manajer kegiatan WWF-PSB memaparkan rencana pembuatan video dokumenter kegiatan MPA Sepahat-Tanjung Leban di kantor MPA Sepahat, Kamis, 6 September 2018. Foto: WWFID/Tim Dokumentasi |
Profil
program
Kesuksesan program tahun
lalu dan inisiatif untuk mengembangkan intensitas dan lingkup kerja mendorong
program tersebut berlanjut ke tahun ini hingga sepuluh bulan kedepannya. Pada
tahun ini, WWF-PSB telah merumuskan sejumlah rencana kerja diantaranya:
pembangunan sekat kanal, revegetasi lahan gambut seluas 15 hektar, pemasangan
10 unit alat deteksi dini kebakaran hutan dan lahan, pembinaan patroli rutin MPA, penyerahan sejumlah alat
teknis pemadaman kebakaran, dan penyerahan gawai berbasis sistem operasi Android sebanyak 10 unit untuk
10 desa. Para relawan dimobilisasi untuk memastikan realisasi program dapat terfasilitasi dengan baik sehingga menjadi tepat guna, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Pembangunan dan
penyerahan sejumlah fasilitas di atas merupakan tindak lanjut dari hasil kajian
hidrologi dan vegetasi oleh tim ahli Universitas Riau pada tahun lalu. Dalam tiga hari kedepannya, tim relawan WWF akan mengunjungi sembilan desa lainnya yang tersebar di Kecamatan Bukit Batu
dan Bandar Laksamana yang menjadi target mitra kerja sama. Sejumlah agenda
seperti pembuatan video dan pemetaan lokasi pemasangan alat dilaksanakan
sebagai implementasi awal pelaksanaan program tersebut.
Multipihak
Untuk memperluas perlibatan berbagai pihak dalam pencegahan karhutla di kawasan Bukit Batu dan Bandar Laksamana, WWF Indonesia juga menggandeng LSM Walhi, Jikalahari, dan Yayasan Mitra Insani. Walhi Riau akan mendampingi Desa Pangkalan Jambi, Dompas, dan Pakning Asal. Sementara itu, Desa Batang Duku, Buruk Bakul, Sejangat, dan Api-Api menjadi lingkup binaan Jikahari. Pendampingan Mitra Insani akan menyasar Desa Tenggayun, Tanjung Leban, dan termasuk Desa Sepahat yang dikunjungi tim baru-baru ini.
Multipihak
Untuk memperluas perlibatan berbagai pihak dalam pencegahan karhutla di kawasan Bukit Batu dan Bandar Laksamana, WWF Indonesia juga menggandeng LSM Walhi, Jikalahari, dan Yayasan Mitra Insani. Walhi Riau akan mendampingi Desa Pangkalan Jambi, Dompas, dan Pakning Asal. Sementara itu, Desa Batang Duku, Buruk Bakul, Sejangat, dan Api-Api menjadi lingkup binaan Jikahari. Pendampingan Mitra Insani akan menyasar Desa Tenggayun, Tanjung Leban, dan termasuk Desa Sepahat yang dikunjungi tim baru-baru ini.
Tidak ada komentar