Hadirkan Manggala Agni, Pusat Studi Bencana Adakan Workshop Pengelolaan serta Pelaporan Data Titik Api di Lahan Gambut
Pekanbaru (26/09/2017); Dalam rangka mencegah terjadinya karhutla, Pusat
Studi Bencana kembali mengadakan kegiatan “Workshop Pengelolaan serta Pelaporan
Data Titik Api di Lahan Gambut”. Workshop yang diadakan di Gedung LPPM UR
lantai II ini bertujuan untuk melatih para relawan atau volunteer dalam mengelola serta mendata titik api di lahan gambut. Selain
untuk regenerasi, relawan yang telah dilatih ini pula yang diturunkan ke
Kabupaten Bengkalis untuk mendampingi MPA dalam pengelolaan dan pelaporan data
titik api di lahan gambut.
![]() |
Pemberian materi oleh Manggala Agni. Foto : Tantia Shecilia
|
Kabupaten
Bengkalis merupakan kabupaten yang menyumbang asap dengan lahan kebakaran yang
terluas di Provinsi Riau pada tahun 2014 (Badan Lingkungan Hidup Provinsi
Riau). Kebakaran besar di Kabupaten Bengkalis sebagian besar terjadi di
Kecamatan Bukit Batu. Sejak kebakaran besar tersebut Bukit Batu menjadi sorotan
nasional maupun internasional dalam kerusakan hutan rawa gambut. Bukit Batu
yang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Bengkalis dengan luas wilayah
hampir 2 kali lebih besar dari negara Singapura (699 km²), menjadi sentra
perekonomian berbasis lingkungan percontohan di Kabupaten Bengkalis Provinsi
Riau. Pada tahun 2012-2015, Kecamatan Bukit Batu menyumbangkan asap hingga ke
negeri tetangga khususnya Singapore dan Malaysia yang disebabkan oleh kebakaran
lahan gambut yang hebat. Kebakaran yang terjadi di wilayah ini hampir terjadi
setiap tahunnya.
Sejak tahun 2009, beberapa desa di wilayah Bukit Batu telah
dibangun tim – tim masyarakat penanggulangan kebakaran yang disebut MPA
(Masyarakat Peduli Api). Selain
melakukan patroli (pemantauan) di lapangan, MPA juga bertugas memberikan
informasi terkait kejadian kebakaran lahan, sehingga kebakaran bisa
ditanggulangi secara cepat. Pada kasus penanganan bencana akibat asap dan
kebakaran hutan, banyak keputusan yang harus segera diambil dengan cepat dan
tepat karena berada pada posisi genting dan serba darurat. Oleh karena itu
peran informasi yang cepat dan tepat menjadi kebutuhan utama. Informasi awal
yang bersumber dari pantauan MPA nantinya dapat diteruskan ke sistem komunikasi
yang telah dibentuk oleh Pusat Studi Bencana, yakni Riau Biru dan
ditindaklanjuti oleh berbagai lembaga terkait.
Dalam workshop ini, Pusat Studi Bencana
menghadirkan narasumber dari Manggala Agni Pekanbaru. 20 peserta yang terdiri
dari relawan serta mahasiswa dari beberapa Universitas
seperti Universitas Riau, UIN Suska Riau, UIR serta UNILAK tersebut dilatih dan diajarkan langsung tentang
penggunaan avenza maps (PDF maps), yakni
sebuah sistem pemetaan berbasis android. PDF
maps dapat digunakan untuk melihat lokasi serta titik koordinat suatu tempat, yang
dalam hal ini adalah titik api di lahan gambut. Aplikasi ini juga bisa digunakan
untuk merekam perjalanan saat turun ke lapangan dan menjadi penanda tempat atau
daerah yang akan kita tuju.
![]() |
Simulasi Penggunaan Avenza Maps bersama
Manggala Agni. Foto : Tantia Shecilia
|
Selain
Manggala Agni, hadir pula beberapa perwakilan dari lembaga WALHI Riau,
Jikalahari dan Yayasan Mitra Insani yang berbagi pengalaman kepada relawan
dalam mendampingi Masyarakat Peduli Api di lapangan. Hal ini bertujuan untuk
memberikan bekal ilmu bagi para relawan dalam melakukan pendekatan serta
pendampingan ke masyarakat ataupun MPA.
![]() |
Sesi
Diskusi bersama WALHI, Jikalahari dan YMI. Foto : Tantia Shecilia
|
Selanjutnya,
empat orang relawan yang telah dilatih akan diterjunkan langsung ke lapangan
untuk melakukan simulasi penggunaan avenza
maps kepada MPA pada tanggal 27 September hingga 03 Oktober 2017. Melalui
kegiatan ini, harapannya para relawan dapat mendampingi MPA dalam mengelola
data titik api di lahan gambut, sehingga terbentuk alur
komunikasi terpadu antara MPA dan Riau Biru terkait informasi kebakaran di
lapangan.
Tidak ada komentar